Blockchain adalah sistem yang melakukan pencatatan, penyimpanan, dan pendistribusian informasi digital. Aset digital ini ibarat buku kas besar yang memuat berbagai informasi yang sangat sulit atau tidak mungkin untuk diedit, diretas, dan dirusak.

Blockchain bersifat desentralisasi, di mana tidak ada individu atau lembaga yang memiliki kendali penuh atasnya. Sebaliknya, semua pengguna mengendalikan sistem secara kolektif sehingga seluruh informasi yang dimuat dapat diakses dan dilihat oleh siapa saja.

Informasi yang disimpan di sistem blockchain beragam dan sangat banyak jumlahnya. Meskipun begitu, sistemnya lebih teratur dari yang kita kira. Data baru yang diinput akan dihubungkan dengan data sejenis yang sudah ada sebelumnya, sehingga akan membentuk kumpulan informasi yang terangkai dalam urutan kronologis.

Konsep Blockchain

Ada tiga konsep dasar Blockchain yang penting untuk diketahui, yaitu Blok, Node dan Miners. Informasi yang terangkai di blockchain terdiri dari beberapa blok. Blok ini mencakup data atau informasi, nonce (bilangan 32-bit yang dihasilkan ketika blok dibuat) dan hash (bilangan 256-bit yang tergabung pada nonce).

Ketika blok data pertama kali dibuat, nonce nantinya akan menghasilkan hash kriptografi. Hal tersebut bermakna bahwa data yang diinput di blok telah dianggap ditandatangani, sehingga data akan masuk secara permanen dan terikat dengan kode nonce dan hash.

Data yang sudah membentuk rangkaian informasi akan sulit untuk diubah atau diedit, kecuali pengguna membuat blok baru. Perubahannya pun tidak hanya dilakukan pada satu blok, melainkan semua blok setelahnya yang ikut terhubung. Proses ini disebut dengan ‘penambangan informasi’ atau miners.

Untuk melakukan hal tersebut, pengguna memerlukan perangkat lunak khusus untuk menemukan kombinasi nonce-hash yang tepat dari empat miliar kemungkinan yang ada. Proses ini membutuhkan daya komputasi yang handal dan memakan banyak waktu.

Node sendiri diartikan sebagai perangkat elektronik yang menyimpan salinan blockchain dan menjaga jaringan tetap berfungsi dengan baik. Pengguna diberikan nomor identifikasi alfanumerik untuk melakukan transaksi informasi dan menjalankan sistem checks-and-balances guna memperbarui dan memverifikasi data di blockchain.

Prediksi Adopsi Teknologi Blockchain di Berbagai Bidang

Dengan banyaknya kelebihan yang diberikan, sistem ini kian menarik minat dan kepercayaan masyarakat luas. Revolusi teknologi blockchain diprediksi terus menguat dan tidak dapat terhindarkan. Kedepannya, diperkirakan akan semakin banyak perusahaan yang mengadopsi sistem ini.

Bidang yang dinilai akan mengadopsi sistem ini, antara lain akuntansi, manajemen dokumen hukum, pemerintahan, kekayaan intelektual, dan keamanan informasi.

Akuntansi

Sebagaimana teknologi blockchain cryptocurrency di era revolusi digital kian dipercaya publik, teknologi blockchain juga mulai dilirik untuk diterapkan di bidang akuntansi. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa blockchain sendiri memang dikembangkan sebagai sistem akuntansi untuk bitcoin.

Dilansir dari laman accountancydaily, penipuan yang terjadi di bidang akuntansi diperkirakan menelan lebih dari $3 triliun per tahunnya. Menurut Deloitte, teknologi blockchain mampu mengubah kondisi tersebut, mengurangi penipuan, dan meningkatkan efisiensi proses akuntansi.

Pada periode penutupan keuangan, setiap akun akan ditambatkan ke blockchain publik sehingga setiap aktivitas untuk mengubah entri yang ada atau menambahkan entri baru akan terdeteksi. Bukti kriptografis tersebut menampilkan catatan keadaan pembukuan tiap titik waktu tertentu, sehingga setiap akun dapat membuktikan kebenaran pembukuannya.

Catatan akuntansi tersebut diamankan oleh sistem blockchain dari berbagai kemungkinan peretasan atau gangguan backdating yang membahayakan data. Hingga saat ini, tercatat bahwa blockchain telah berhasil mengamankan akuntansi untuk mata uang kripto senilai 200 miliar dolar.

Manajemen Data Hukum

Proses autentifikasi dokumen saat ini dilakukan secara manual melalui kesepakatan bersama atau pihak ketiga. Meskipun umum digunakan, metode ini dirasa kurang dapat diandalkan untuk memeriksa keaslian dan kepemilikan dokumen, stempel waktu, dan lain sebagainya.

Kehadiran teknologi blockchain diperkirakan mampu membuktikan integritas dan kepemilikan dokumen hukum dengan lebih baik di masa depan. Pasalnya, dokumen yang terintegrasi di blockchain publik mudah diakses dan lebih dapat dipercaya. Keberadaan dokumen tidak dapat disangkal dan kepemilikan dokumen bersifat permanen (tidak dapat diubah).

Kelebihan tersebut memberikan implikasi yang jelas terhadap surat penting, seperti akta, kontrak, korespondensi hukum, surat wasiat atau surat pengadilan yang bisa menyelesaikan perselisihan hukum di masa depan.

Hanya masalah waktu sebelum bukti blockchain diakui secara hukum dan menjadi umum digunakan dalam proses autentifikasi dokumen.

Sampai saat ini, bukti blockchain sudah diakui di beberapa negara, seperti China dan Amerika Serikat. Teknologi blockchain bahkan sudah disahkan dalam undang-undang di beberapa negara bagian di AS.

Pemerintahan

Sampai saat ini, kelengkapan catatan publik masih diarsipkan dalam bentuk dokumen kertas dan database digital.

Teknologi blockchain di pemerintahan dinilai sebagai sistem yang sempurna untuk mengamankan dan mensertifikasi catatan publik di era digital.

Selain menjaga catatan publik, teknologi blockchain memberikan kelebihan untuk membatasi ruang lingkup penipuan atau pemalsuan dokumen. Bukti blockchain mampu mencegah pembuatan dokumen palsu di masa lalu, mengatasi pemalsuan tanggal terbit dokumen, dan mencegah penyalahgunaan lainnya.

Lisensi digital pada blockchain juga memudahkan aktivitas kita karena banyak kegiatan sehari-hari maupun transaksi bisnis yang memerlukan catatan publik yang dikelola oleh pemerintah. Tautan catatan publik ke blockchain akan meningkatkan kepercayaan publik karena proses administrasi transparan dan dokumen mudah diakses, divalidasi, dan ditransfer.

Berbagai negara yang sudah melakukan adopsi sistem blockchain di tingkat pemerintahan adalah Estonia, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab (Kota Dubai).

Kekayaan Intelektual

Salah satu masalah yang sering ditemui di era digital adalah sengketa hak kekayaan intelektual terhadap karya digital. Kemudahan dalam duplikasi karya, mengganti kepemilikan dan modifikasi tanggal pembuatan karya seringkali menyebabkan proses autentifikasi lebih sulit dilakukan.

Private Key Infrastructure (PKI) menghadirkan solusi dengan membubuhkan tanda tangan untuk setiap karya digital. Namun, dengan banyaknya karya digital yang ada di seluruh dunia, PKI kadang mengalami kesulitan untuk membandingkan tanggal pembuatan dari dua karya digital.

Dengan menggabungkan PKI dan teknologi blockchain, proses pemberian tanggal dan tanda tangan pada karya digital menjadi lebih akurat. Publik berharap bahwa autentifikasi maupun pengarsipan hak kekayaan intelektual digital di masa depan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan lengkap.

Keamanan Informasi

Sistem blockchain dinilai mampu melindungi integritas keamanan dan log peristiwa yang berfungsi dalam deteksi dan pemulihan serangan keamanan informasi digital. Hal tersebut karena blockchain didesain kebal terhadap penghancuran log ketika menjalankan mekanisme perlindungan data.

Selain itu, penyimpanan blockchain yang tidak dapat diubah memungkinkan proses pelacakan, akses kontrol, deteksi, dan mampu mencegah kerusakan data pelanggan.

Dari penjabaran di atas, kita dapat melihat bagaimana besarnya peluang adopsi teknologi blockchain di berbagai bidang. Meskipun begitu, proses adopsi sistem blockchain juga memiliki berbagai rintangan seperti berikut:

  • Blockchain publik tidak cocok untuk menyimpan data dalam jumlah besar secara langsung.
  • Pengakuan hukum terhadap bukti blockchain belum setara dengan teknologi pembuktian lain, seperti DNA, dan sebagainya.
  • Undang-undang dan peraturan pemerintah yang mengakui blockchain masih sedikit.

Protected with blockchain timestamps